Prosesi laut merupakan salah satu ritus penting dalam rangkaian acara Semana Santa, Prosesi laut ini juga memberi kesempatan untuk para peziarah bisa ikuti langsung mengantar Tuan Meninu (Patung Yesus Tersalib).
Rombongan Perarakan prosesi laut ini dimulai dari pantai kepela Tuan Meninu Kelurahaan Sarotari menuju pantai kuce, Kelurahan Pohon Sirih.
Menariknya prosesi laut ini nampak terlihat banyak armada kapal yang juga ikut terlibat termasuk perahu nelayan (Peledang) dari Lamalera, Lembata dan ini sudah menjadi kewajiban Nelayan Lamalera setiap tahunnya selalu hadir dalam Semana Santa termasuk prosesi laut mengantar Patung Tuan Meninu.
Prosesi laut 2024 ini melibatkan, tiga Nelayan Lamalera Kabupaten Lembata. Mereka dipercayakan menjadi pendayung Berok bersama pendayung lainnya mengantar Patung Tuan Meninu dari Kapela Tuan Meninu menuju Pante Kuce. Ketiga nelayan Lamalera tersebut yakni; Siprianus Lelaona, Mateus D. Ebang dan Goris Krova.
Nelayan Lamalera, Mateus Ebang mengungkapkan, kehadiran nelayan dan umat Lamalera adalah bagian dari penyerahan diri dan devosi suku dan masyarakat nelayan tradisional Lamalera.
“Setiap tahun kami datang mengikuti prosesi laut ini atas nama suku dan Levo Lamalera. Itu bagian dari Gelekat kami kepada Tuan Meninu.
Sementara Alfonsius Manua Bataona yang datang membawa ‘Peledang’mengungkapkan bahwa keterlibatannya merupakan ungkapan syukur dan komitmen para nelayan.
Alfons menceritakan bahwa dahulu kala pada tahun 1994 sekitar 4 perahu (Peledang) mereka pernah terseret ikan paus buruan mereka hingga memasuki wilayah perairan Australia, selama terombang-ambing di lautan mereka akhirnya diselamatkan kapal yang dinahkodai oleh kapten kapal asal Larantuka.
Oleh karena itu, nelayan Lamalera meyakini berkat bantuan itu berasal dari Tuhan Meninu, atas peristiwa iman dan keselamatan itu para nelayan Lamalera mengikthiarkan diri untuk mengikuti ‘Prosesi Laut’ setiap tahun di Larantuka.
Alfons berharap agar generasi Lamalera berikutnya tetap mempertahankan tradisi dan devosi kepada Tuhan Meninu dalam perayaan Semana Santa.
Untuk diketahui, perayaan iman itu dipenuhi lautan manusia berbusana hitam yang menumpangi perahu-perahu nelayan dari Taman Doa Sarotari Tuan Meninu yang letaknya persis di pinggir pantai.
Dalam perarakan prosesi laut, peti Yesus dijaga oleh seorang perempuan bergaris keturunan Rita dan beberapa pria bertugas mengayuh Berok dari titik kumpul awal menuju Pantai Kuce, Kelurahan Pohon Siri yang jaraknya sekitar 4 kilo meter dari Taman Doa Tuan Meninu.
Sekitar Ratusan kapal memuat peziarah yang mengikuti Prosesi Laut Tuan Meninu dalam Tradisi Semana Santa Larantuka. Hampir semua Kapal dan sampan-sampan kecil ditumpangi para peziarah yang dengan khusuk dalam Doa mengantar Tuan Meninu dari kapela Tuan Meninu menujuh Pantai Kuce-Pohon Sirih.
Para peziarah ini mengenakan pakaian warna hitam mengikuti kapal Tuan Meninu sembari mendaraskan doa dan melantunkan nyanyian puji – pujian.
Prosesi Laut Tuan Meninu ini membawa peti berisikan patung Yesus disalib. Patung ini dibawa menggunakan perahu tanpa mesin yang disebut Berok dengan panjang delapan meter dan lebar 80 cm.
Kegiatan keagamaan ini diikuti oleh ribuan peziarah yang berasal dari berbagai daerah. Semana Santa merupakan tradisi peninggalan Portugis yang telah dijalani selama 500 tahun.