Rayakan HDI, Difabel Lembata Giat Pungut Sampah dan Belajar Bisindo

Merayakan Hari Disabilitas Internasional (HDI), 3 Desember 2024, para difabel dan Komunitas  Tuli Lembata (KTL,) yang tergabung dalam Forum Peduli Kesejahteraan Difabel dan Keluarga (FPKDK) Kabupaten Lembata melakukan kegiatan pungut sampah di beberapa titik arena santai di Kota Lewoleba pada pagi hari dan dilanjutkan Sore hari acara  ngopi bersama sambil belajar Bahasa Isarat Indonesia (Bisindo) di simpang lima Wangatoa.

Kegiatan ini dimulai sejak pukul 07.00 WITA, kegiatan pungut sampah dimulai. Lokasi pertama di arena santai, simpang lima patung Anton Tifaona.

Lokasi tersebut memang  tampak tidak bersih karena sampah plastik bertebaran dimana-mana juga rumput-rumput yg tumbuh liar hingga badan jalan. Sampah-sampah plastik tersebut dipungut dan rumput liar dibersihkan. Sampah-sampah tersebut  dikumpulkan dalam kantong plastik dan diletakan di pinggir jalan untuk diangkut mobil sampah.

Lokasi kedua di taman kota Swaolsa Titen. Di lokasi ini tampak sepi karena para pegiat UMKM pindah jualan di lokasi eks Harnus tepatnya di Wulon Luo Lewoleba, sampah plastik juga tersebar Sebagaimana di lokasi sebelumnya, sampah plastik yang di pungut, diletakan di tempat sampah yang sudah disiapkan.Dan lokasi ketiga di Harnus sekaligus para difabel istirahat.

“Ulang tahun HDI kali ini kita melakukan kerja nyata pungut sampah sambil belajar Bisindo,’ ujar Ketua FPKDK, Ramsy Langoday.

Tentang difabel, Ramsy berharap masyarakat Lembata agar semakin sadar, peka dan peduli pada keberadaan difabel di Lembata.

Menurutnya Inklusi di Lembata  itu sebenarnya bisa lebih cepat ketika masyarakat kita lebih peka dengan keadaan sekitarnya. Ketika berada di mana saja dan  menemukan ada sesama kita yang butuh dibantu lalu kita melakukan sesuatu. Sejauh ini, kita masih merasa itu bukan urusan kita. Nah ini yang menjadi PR buat kita untuk terus berkampanye menyadarkan masyarakat, ” ujarnya.

Sementara itu difabel daksa Marlyn Liarian mengungkapkan bahwa semakin hari masyarakat Lembata semakin sadar bahwa tidak boleh ada diskriminasi dalam bentuk apapun terhadap para difabel,”tandas Marlyn Liarian.

Bagikan Artikel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *