Regina Wetan (31), warga Desa Beutaran, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, meninggal dunia setelah menjalani operasi SC di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lewoleba, Rabu (5/3/2025).
Kepada media keluarga pasien menduga adanya kelalaian dalam prosedur yang dijalankan oleh pihak RSUD Lewoleba
Menurut keluarga pasien,”Pasca Operasi itu kakak baik-baik saja bahkan sempat main handphone (HP) lalu sempat meminta kami untuk memotret anaknya,” Ucap JB
JB menceritakan kronologi sebelum kakaknya (Regina) meninggal
JB berkisah, tanggal 3 Maret kami dari Puskemas Waipukang menuju RSUD Lewoleba langsung melakukan USG dan pihak RSUD memerintahkan untuk nginap dulu, selanjutnya pada tanggal 4 dokter melakukan pemeriksaan terhadap kakak dan masih meminta kami untuk tinggal di RSUD Lewoleba,” Terang JB
Lanjutnya, Kemudian pada tanggal 5 Maret pukul 10 pagi dilakukan USG terakhir dan dokter mengatakan kondisi jantung bayi melemah sehingga harus dilakukan operasi.
“Karena hasil USG terakhir itu menyatakan kondisi jantung bayi melemah maka pada pukul 14 siang langsung dilakukan operasi SC,” Ucap JB
JB mengatakan setelah operasi sekitar pukul 21 malam keadaan kakaknya masih segar dan baik-baik saja.
“Sekitar pukul 22 malam ada petugas datang menyuntikan obat melalui selang infus yang ada di bagian tangan (Korban), lalu kakak juga juga sempat bertanya kepada petugas tersebut obat apa yang disuntikan kenapa saya langsung mual-mual, namun tidak dijawab oleh petugas perawat tersebut,” beber JB menceritakan
Lanjut JB, bahwa kakaknya juga sempat menarik-narik tangan petugas tersebut hingga kakaknya muntah darah, karena panik petugas tersebut langsung menyuruh kami untuk memanggil petugas yang lain dan dokter juga datang ke ruangan kakak tersebut.
“Setelah beberapa waktu dilakukan penanganan, sekitar pukul 23 malam tanggal 5 Maret 2025 kakak dinyatakan meninggal dunia,” Ucap JB sambil menahan tangisnya.
Pada saat itu, dokter langsung mengatakan bahwa kakak saya meninggal karena serangan jantung. Namun, pihak keluarga mengatakan Regina Wetan tidak pernah atau tidak ada penyakit jantung.
Sementara Salah satu keluarga yang enggan disebutkan namanya mengatakan pihaknya sangat terpukul dengan kejadian ini.
“Kami keluarga sangat terpukul dengan kejadian ini, Kami mau ada klarifikasi dari rumah sakit sebagai tanggung jawab atas kejadian ini.” tegasnya selaku pihak keluarga.
“Kami minta secepatnya pihak RUSD untuk klarifikasi dan menjelaskan kenapa sampai terjadi hal ini, apabila tidak kami akan membuat pengaduan ke tingkat yang lebih tinggi dan mohon pihak Dinas Kesehatan kabupaten Lembata untuk bisa memeriksa pihak yang menangani pasien disaat itu. Pungkasnya.